Profil smk samudra permata

sekolah menengah kejuruan yang memiliki fasilitas modern dan nyaman untuk belajar

ruang kelas

Memiliki ruang kelas yang bersih dan nyaman digunakan untuk belajar

lab komputer

Setiap program studi di fasilitasi lab komputer yang canggih

lingkungan

Memiliki lingkungan yang hijau dan asri

Kegiatan kesehatan

Selalu melakukan kegiatan senam setiap minggunya

Selasa, 24 Oktober 2023

HAMBATAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Manajemen merupakan suatu proses perencanaaan, penyususnan, pelaksanaan, pengawasan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif. Manajemen juga bisa disebut sebgai suatu proses pengaturan sesuatu agar berjalan dengan baik agar tercapainya suatu tujuan tertentu. Menurut (Yanti,2019) Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sedangkan sarana prasarana merupakan suatu alat, perlengkapan, media dan fasilitas yang terdapat dalam lembaga pendidikan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran agar pembelajaran bisa berjalan lebih efektif. Mulyasa (2004) yang menyatakan sarana pendidikan merupakan peralatandan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang prosespendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas,meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Manajemen sarana prasarana pendidkan merupakan proses pengaturan atau pengelolaan sarana prasarana agar terlaksana dengan baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Iskandar, Rohiyat, dan Djuwita (2017) Manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Bafadal (2004) manajemen sarana dan Prasarana dapat didefinisakan sebagai kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.

Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana

  1. Perencanaan sarana dan prasarana
  2. Pengadaan sarana dan prasarana
  3. Pengaturan sarana dan prasarana
  4. Penggunaan sarana dan prasarana
  5. Penghapusan sarana dan prasarana  
Hambatan – hambatan dalam proses manajemen sarana dan prasarana menurut penelitian yang dilakukan Rahmatun (2010) yaitu : 

1. Keterbatasan sumber daya manusia Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam proses manajemen sarana prasarana. Dengan adanya tim khusus manajemen sarana dan prasarana dapat membantu manajemen sarana prasarana berjalan lebih efektif. 

 2. Keterbatasan dana yang dimiliki sekolah Dana menjadi penentu utama terwujudnya sarana prasarana yang lengkap dan berkualitas. Dengan adanya dana yang mencukupi akan mempermudah suatu lembaga pendidikan untuk membeli sarana atau perlengkapan-perlengkapan sekolah. Lembaga pendidikan akan dapat memenuhi kebutuhannya jika memiliki dana yang ukup. Namun kenyataanya masih banyak lembaga sekolah yang memiliki dana yang kurang memadai atau terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan tersebut. 

3. Rendahnya kesadaran guru untuk terlibat dalam manajemen sarana dan prasarana khususnya dalam perawatan. Selain adanya petugas khusus yang bertugas untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana sekolah perlu kesadaran juga dari pihak-pihak lain dalam memanajemen sarana dan prasarana tersebut. Salah satunya yaitu pentingnya kesadaran guru dalam membantu proses manajemen sarana prasarana itu khususnya dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

Selain ketiga hambatan tersebut di atas, rendahnya kesadaran para peserta didik untuk menjaga fasilitas- fasilitas sekolah dan tidak adanya tindakan tegas kepada para pelanggar yang merusak fasilitas-fasilitas sekolah juga menjadi penghambat manajemen sarana prasarana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meimuharani, M., Nazaruddin, N., & Anggraini, I. (2019) bahwa hambatan yang terdapat pada sarana dan prasarana yaitu rusaknya fasilitas seperti kursi dan meja yang patah, kipas angin yang rusak, WC kurang bersih serta dinding yang dicoret-coret. Selain itu terdapat juga sampah bekas makanan dan minuman di lingkungan sekolah. Hal itu disebabkan oleh siswa yang kurang menjaga kebersihan dan fasilitasfasilitas yang ada di sekolah.

Dalam menghadapi permasalahan dan hambatan-hambatan dalam manajemen sarana prasarana diperlukan solusi agar manajemen sarana prasarana dapat tetap berjalan dengan efektif dan baik. Peneliti memberikan saran atau solusi untuk mengatasi hambatan-habatan tersebut diantaranya yaitu : 

1. Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia, pemimpin suatu lembaga pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan agar setiap orang yang berada didalam lembaga pendidikan tersebut mempunyai kewajiban untuk menjaga dan merawat sarana prasana pendidikan, baik itu pemimpin lembaga pendidikan tersebut, pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik. Sebgai penggerak pendidikan harus mempunyai niat dalam memenuhi sebuah sarana prasarana yang baik demi pendidikan yang baik pula untuk generasi selanjutnya. 

2. Untuk mengatasi keterbatasan dana, dibutuhkannya suatu koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar dapat mengetahui lembagalembaga pendidikan yang kekurangan dalam hal dana. Selain itu pemimpin suatu lembaga pendidikan atau kebendaharaan dapat membuat surat pemenuhan sarana prasarana pendidikan kepada pemerintah agar diberikan sarana dan prasarana yang layak dan terjamin kedepannya. 

 3. Pendidik harus lebih kratif dalam mencari alternatif lain untuk tetap melakukan pembelajaran dengan menarik dan menyenangkan tanpa adanya sarana prasarana yang lengkap seperti dengan mengubah metode pembelajarannya.

PENULIS: Siti Nurharirah1 , Anne Effane2

JURNAL: Manajemen pendidikan islam,  Volume 1 Nomor 2 (2022)

https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/view/7709/3507

Volume 1 Nomo (2022)

PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI SEKOLAH

SDM memegang peranan penting dalam menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Meskipun suatu negara memiliki aset normal yang melimpah, namun jika tidak didukung oleh SDM yang tinggi, akan sangat sulit bagi negara tersebut untuk maju. Maka para ahli berpendapat bahwa SDM merupakan faktor terpenting dalam sebuah organsasi maupun suatu lembaga tak terkecuali suatu lembaga sekolah. Seperti apapun bentuk dan tujuan suatu organisasi yang dibentuk melalui visi-misi, perlu diingat bahwa semua dilaksanakan dan dirumuskan oleh manusia itu sendiri sehingga manusia di sini adalah faktor penentu dalam semua bentuk kegiatan lembaga atau organisasi.

Problematika yang di hadapi dunia pendidikan di Indonesia tak kunjung terselesaikan dengan baik. Persoalan dan tantangan ini sangat kompleks, seperti belum meratanya akses pendidikan, jomplangnya kualitas pendidikan di kota dan di pelosok desa, sarana dan prasarana yang jauh berbeda antara pendidikan swasta dan negeri, serta ketidak mampuan dunia pendidikan Indonesia berkompetisi di dunia global yang sebagian diakibatkan karena rendahnya relevansi pendidikan dengan permintaan pasar. Persoalan lain yang masih sering muncul dalam sekolah adalah pengelolaan sumber daya manusia yang kurang maksimal. Proses perekrutan baik tenaga pengajar maupun tenaga kependidikan yang didasarkan kedekatan pengelola pendidikan dan mengabaikan kompetensi yang dimiliki menjadi problem yang serius. Demikian tentu akan berpengaruh pada pencapaian tujuan pendidikan yang ada.

Husni Bawafi dalam penelitiannya berpendapat bahwa, beberapa penyebab buruknya kualitas pendidikan Indonesia di antaranya adalah pengelolaan sekolah yang masih amatir dan buruknya kualitas SDM yang mana dalam hal ini adalah tenaga pendidik. Buruknya kualitas tenaga pendidik di Indonesia harus terlihat dari kemampuan mengajar. Sifat SDM yang ditampilkan di zaman mutakhir seperti saat ini tidak dapat dihadirkan ke dunia dalam sekejap namun harus melalui siklus yang membutuhkan program edukatif yang ditujukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan mutu SDM agar sesuai dengan perubahan sosial saat ini yang berkembang sangatlah cepat. Dalam istilah lain, SDM yang berkualitas sangat membutuhkan manajemen dan pengelolaan administrasi yang baik. Oleh karena itu, penting untuk memiliki SDM yang mampu beradaptasi dengan cepat dan tepat sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. 

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan di atas. Upaya tersebut menitik beratkan pada peningkatan kualitas pendidikan seperti pemenuhan sarana prasarana, pengucuran dana BOS, dan lainnya. Akan tetapi, berbagai ciri kualitas pendidikan belum menghasilkan peningkatan yang signifikan. Padahal lembaga pendidikan seharusnya terus melakukan pengembangan intangible agar bisa bersaing secara berkelanjutan. Allah telah berfirman dalam Al Qur’an yang berarti “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat  tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. 2 Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa sumber daya manusia adalah sebuah strength besar dalam pengolahan semua resources yang ada di bumi, sebab pada hakikatnya semua ciptaan-Nya diperuntukkan kemanfaatannya manusia. Selanjutnya segala sumber daya hendaklah mampu dikelola dengan baik, sebab itu adalah amanah yang nantinya akan dipertanggungjawabkan.

manajemen sumber daya manusia sendiri merupakan proses pengelolaan penanganan berbagai persoalan pada seluruh komponen organisasi dengan maksud bisa menunjang aktivitas organisasi demi tercapainya sebuah tujuan strategi organisasi. 5 R. Watney Mondy juga berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu usaha untuk memanfaatkan sejumlah individu guna mencapai semua tujuan suatu organisasi.6 Simamora juga mengatakan bahwa “manajemen sumber daya manusia merupakan pengembangan, pendayagunaan, pengelolaan, penilaian, dan pemberian balas jasa individu suatu anggota organisasi atau kelompok karyawan, juga menyangkut implementasi dan desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, kompensasi karyawan,pengembangan karyawan, evaluasi kinerja, pengelolaan karir, dan juga hubungan ketenagakerjaan yang baik”.


PENULIS: Deni Pandu Putra Kusuma, Ahmad Nasrulloh

JURNAL:  Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4 No. 2. March-September 2022

file:///C:/Users/Asus/Downloads/286-Article%20Text-1433-1-10-20220927%20(2).pdf

PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT DENGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Dalam dunia pendidikan, berkembang sejumlah pandangan tentang peserta didik, beberapa di antaranya mengidentifikasi peserta didik belum dewasa dan karena itu membutuhkan instruksi, pelatihan dan bimbingan orang dewasa atau pendidik untuk membawa anak-anak menjadi dewasa. Ada juga yang beranggapan bahwa peserta didik adalah manusia yang memiliki kualitas atau potensi untuk berkembang (S. Arifin, 2017). Kecocokan atau potensi ini meliputi akal, hati dan jiwa yang bila diberdayakan dengan baik akan membuat seseorang mampu menjadi pribadi yang patut dicontoh, bertanggung jawab dan demokratis. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan membuat sistem yang dapat mengelola dan mengarahkan peserta didik dengan baik (Dash, 2019; Mpungose & Khoza, 2022). Dalam dunia pendidikan, sangat diperlukan pengelolaan peserta didik yang tidak hanya fokus pada pendataan saja namun juga semua yang berkaitan dengan layanan peserta didik meliputi, aspek aspek yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana, dan hubungan sekolah dengan masyarakat (Annisa, Akrim, & Manurung, 2020; Bahri & Arafah, 2020).

Manajemen peserta didik merupakan pengelolaan terhadap peserta didik sejak masuk sampai peserta didik lulus, artinya tidaknya hanya tentang pendataan mengenai peserta didik tapi lebih ke proses bagaimana untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan peserta didik guna untuk meningkatkan kepuasan layanan pendidikan bagi peserta didik (Devianti, Suci, & Sari, 2020). Oleh karena itu, kegiatan peserta didik bertujuan untuk mengatur semua kegiatan peserta didik agar bisa menunjang dan mengarah kepada pencapain kompetensi individual peserta didik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang sudah ditentukan oleh masing-masing sekolah (Saadah & Asy’ari, 2022; Sirojuddin, Amirullah, Rofiq, & Kartiko, 2022). Peserta didik merupakan insan yang berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sebaik mungkin, baik yang berkenaan dengan invidualisme, sosial, aspirasi kebutuhan, bahkan potensinya. Sehingga peserta didik mudah untuk mendapatkan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan yang sesuia bakat, minat, dan kemampuan (Komariah & Nihayah, 2023; Sandria, Asy’ari, & Fatimah, 2022).

Dengan manajemen peserta didik, proses pembinaan peserta didik untuk mengembangkan potensinya akan optimal dan terpadu. Baik yang meliputi bakat, minat, dan kreatifitas serta memantapkan kepribadian peserta didik agar nantinya juga mampu mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negative dan bertentangan dengan tujuan pendidikan (Jahari, Khoiruddin, & Nurjanah, 2018). Layanan pendidikan sudah seharusnya memusatkan pada pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik di kelas dan diluar kelas seperti pendaftaran, pengenalan, dan layanan individual seperti pengembangan kemampuan, kebutuhan, dan minat sampai dia matang disekolah (Putra, 2016). Melihat sangat pentingnya pengelolaan peserta didik ini, seharusnya pengelolaan peserta didik menjadi layanan pendidikan yang di prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik.

Melihat era globalisasi yang diimbangi dengan kemajuan teknologi yang pesat saat ini, banyak peserta didik yang enggan dan kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan memilih untuk segera pulang setelah proses kegiatan belajar mengajar selesai (M. Arifin, Rofiq, & Aliani, 2022; Rofiq & Nadliroh, 2021; Surya & Rofiq, 2021). Bahkan banyak dari mereka yang tidak pulang agar bisa bermain game online di rumah teman atau beberapa tempat tertentu. Belum lagi peserta didik yang mengisi waktu luangnya sepulang sekolah dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti merokok, nongkrong dan semacamnya ditempat yang tidak seharusnya (Irawan & Siska W., 2021). Dengan permasalahan seperti itu, peserta didik memang sudah seharusnya mempunyai wadah atau tempat untuk mereka mengeksplor minat, bakat, maupun kreatifitas mereka. Dan ini perlu kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua agar selalu mendukung dan mendorong peserta didik dapat mengarahkan waktu luangnya berisi kegiatan yang penuh dengan kemanfaatan untuk dirinya dan masa depannya (Hakim & Sari, 2022). Bakat minat merupakan fitrah yang dimiliki setiap dan sudah seharusnya dikembangkan guna untuk pengalaman belajar peserta didik untuk bekal mereka menghadapi tantangan di kehidupan masa depan kelak. Melihat fenomena ini memang masih ada beberapa lembaga pendidikan yang kurang memperhatikan perkembangan bakat minat peserta didik. Tidak hanya peserta didik, tetapi lembaga pendidikan itu sendiri juga terdampak imbasnya. Semisal kurangnya kegiatan seperti ekstrakurikuler yang banyak membantu peserta didik kurang aktif dan minimnya prestasi peserta didik di bidang non akademik (Qutsiyah, Asy’ari, Fadhillah, Sirojuddin, & Nasucha, 2022; Syafruddin, Arfah, Andayani, Sirojuddin, & Yolanda, 2022).

Dengan ada dan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pihak sekolah dapat berperan aktif dan kreatif dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan dari peserta didik maupun citra sekolah dimata masyarakat luas. Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan pendidikan khusus di luar jam sekolah dan layanan bimbingan sekolah yang membantu mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya melalui kegiatan kreatif yang diselenggarakan secara khusus oleh pendidik yang berkompeten di sekolah. Sudah seharusnya lembaga pendidikan selalu berupaya mengembangkan minat dan bakat dan menyalurkannya dalam mengisi waktu luang yang mereka miliki, sehingga dapat lebih banyak manfaat yang didapatkan (Pastal, Ritonga, & Halim, 2020). Sekolah juga merupakan sebuah forum atau fasilitator dengan memberikan kesempatan untuk membina potensi dan minat peserta didik. Sekolah juga membutuhkan guru untuk membimbing pengembangan potensi dan minat peserta didiknya yang berperan untuk membantu anak-anak tetap termotivasi, menjadi salah satu lembaga pendidikan, dan memastikan bahwa minat maupun bakat dimanfaatkan dengan baik dan tidak sia-sia.

khusus di luar jam sekolah dan layanan bimbingan sekolah yang membantu mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya melalui kegiatan kreatif yang diselenggarakan secara khusus oleh pendidik yang berkompeten di sekolah. Sudah seharusnya lembaga pendidikan selalu berupaya mengembangkan minat dan bakat dan menyalurkannya dalam mengisi waktu luang yang mereka miliki, sehingga dapat lebih banyak manfaat yang didapatkan (Pastal, Ritonga, & Halim, 2020). Sekolah juga merupakan sebuah forum atau fasilitator dengan memberikan kesempatan untuk membina potensi dan minat peserta didik. Sekolah juga membutuhkan guru untuk membimbing pengembangan potensi dan minat peserta didiknya yang berperan untuk membantu anak-anak tetap termotivasi, menjadi salah satu lembaga pendidikan, dan memastikan bahwa minat maupun bakat dimanfaatkan dengan baik dan tidak sia-sia.

Perencanaan dalam pengembangan minat dan bakat peserta didik yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah, telah terlaksana dengan baik dengan cara peserta didik diberi kebebasan dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sudah tersedia di SMA Negeri 2 Mojokerto, yang mana dala pelaksanaannya dibantu oleh pengurus osis. Hal ini terlihat bagaimana Waka kesiswaan selaku yang bertanggung jawab dalam bidang pengembangan bakat minat peserta didik selalu melakukan rapat koordinasi dengan seluruh Pembina dan kordinator kegiatan ekstrakurikuler, ini dilakukan dalam rangka membuat rencana dan target satu tahun ke depan terkait dengan prestasi dan pembinaan peserta didik. 

Dalam proses pengembangan bakat dan minat di SMA Negeri 2 Mojokerto dilaksanakan diluar jam belajar mengajar. Pelaksanaan pengembangan bakat minat adalah dengan memberikan pelayanan terhadap peserta didik. Hal ini terlihat bagaimana dari pihak sekolah benar-benar melakukan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada peserta didik dengan memberikan fasilitas, pembinaan, dan jadwal latihan. Selain itu, pihak sekolah selalu memperhatikan kebutuhan kebutuhan peserta didik disekolah terkait dengan pengembangan bakat dan minat peserta didik. Pelaksanan evaluasi dilakukan dalam 1 tahun sekali yang dilakukan bersamaan dengan membuat perencanaan pengembangan bakat minat peserta didik. 

Dalam evaluasi ada beberapa pembahasan yaitu, perkembangan potensi bakat dan minat peserta didik, keaktifan peserta didik dan ekstrakurikuler. Kegiatan evaluasi yang dilakukan diperuntukkan untuk mengukur kegiatan yang telah direncanakan dan realisasinya secara nyata. Jika ada beberapa kegiatan yang memang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan maka pihak sekolah memberikan hukuman berupa indisipliner terhadap peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler yang kurang diminati oleh peserta didik adalah dengan membekukan atau memberhentikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut dan digantikan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lain sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah yang tiap tahunnya selalu ada peserta didik baru yang memiliki minat, bakat dan kebutuhan yang berbeda. 


PENULIS: Muhammad Nur Hakim1 , Muhammad Nur Iskandar

JURNAL: Jurnal Administrasi Pendidikan Islam

https://doi.org/10.59373/kharisma.v2i1.17

https://kharisma.pdtii.org/index.php/kh/article/view/17/9

MANAJEMEN PESERTA DIDIK SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TUJUAN PENDIDIKAN

Keberhasilan manajemen peserta didik itu tidak terlepas dari adanya kepala madrasah dan warga madrasah, di mana tempat para peserta didik itu belajar. Kepala madrasah merupakan pengendali dan penentu ke mana arah keberhasilan madrasah yang dipimpinnya. Bergerak dan apa target yang dituju sesuai dengan visi dari madrasah tersebut. Termasuk pada hal pengelolahan manajemen peserta didik, kepala madrasah merupakan pemicu dalam menghantarkan peserta didik meraih keberhasilan. Di antara hal penting yang menjadi tanggung jawab kepala madrasah adalah mengelola manajemen peserta didik dengan baik dengan penuh tanggung jawab. Pengaturan dan penataan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, semenjak dari awal masuk sampai berakhirnya belajar di madrasah sehingga dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik secara optimal dan efesien ini merupakan definisi dari manajemen peserta didik. Peserta didik merupakan suatu bagian yang penting dan tidak akan terpisahkan dari suatu sistem pendidikan, karena tujuan akhir dari sebuah dunia pendidikan itu adalah menjadikan para peserta didik itu sukses mengapai tujuan suatu pendidikan yang sudah ditetapkan. 

Manajemen peserta didik sebagai sistem pendidikan menghasilkan bagian dari keseluruhan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik dan mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian sesuai dengan peraturan yang berlaku bagian dari komponen  manajemen pendidikan secara menyeluruh, Melahirkan kegiatan yang dapat menunjang perkembangan potensi peserta didik, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Manajemen peserta didik sebagai tujuan pendidikan menghasilkan pembinaan siswa dapat diartikan sebagai pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan peserta didik dapat dilakukan pada orientasi siswa baru, pembinaan kedisiplinan dengan menghasilkan sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Manajemen peserta didik sebagai efektifitas pendidikan menghasilkan kepandaian atau ilmu, berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. juga dapat berguru, bersekolah, mencari, menggali, menuntut ilmu, berlatih, membiasakan meneladani, dan meniru. Dalam hal yang paling penting adalah hasil belajar peserta didik, karena dari hasil belajar dapat diketahui pencapain seorang peserta didik terhadap materi yang di ajarkan. Mengalami, interaksi, komunikasi, refleksi, mengembangkan keinginan. aktifitas yang dilakukan oleh siswa dalam rangka membangun makna atau pemahaman. Dalam pembelajaran guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk menggunakan potensi dan otoritas yang dimilikinya untuk membangun Pencapaian keberhasilan belajar tidak hanya menjadi tanggung jawab siswa, tetapi guru ikut bertanggung jawab dalam menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar sepanjang hayat.


PENULIS: Zainur Arifin

JURNAL: Manajemen dan Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 1, Juni 2022. Hal. 71-89.

https://journal.unipdu.ac.id/index.php/dirasat/article/view/3025/1451

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PESERTA DIDIK BERBASIS SEKOLAH

Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang diajarkan dengan sengaja teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan sekolah sebagai lembaga formal. Sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah peserta didik dapat belajar berbagai macam hal.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehinga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya (Handono, 2013). Belajar merupakan proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa atau terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, peserta didik dapat mewujudkan memiliki kompetensi atau ilmu sehingga mewujudkan cita-cita yang diharapkan.

Dari hasil belajar diharapkan dapat menghasilkan perubahanperubahan dalam diri seseorang.Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang peserta didik yang mengikuti suatu pendidikann selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang peserta didik untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Dalam konteks ini, pendidikan termasuk merupakan perubahan perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan di era reformasi. Salah satu perubahan mendasar yang sudah digulirkan saat ini adalah manajemen negara, yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah. Secara resmi perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk “Undang-undang Republik Indonesian Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah” yang kemudian diikuti pedoman pelaksanaannya berupa “Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang kewenangan Pemerintahan dan kewenangan provinsi sebagai daerah Otonomi. 

Konsekwensi Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan tersebut adalah manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi. Oleh karena itu, manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini telah dipraktekkan perlu diubah dan diterapkan menjadi manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karna siswa atau peserta didik merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan (Hamidah, 2018). Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan Intelektual, sosial, emosional dan kewajiban peserta didik (Daryanto, 2013)

Oleh karna itu, dapat dipahami bahwa manajemen peserta didik berbasis sekolah bertujuan mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sekolah sampai lulus sekolah. Pengaturan kegiatan peserta didik tersebut diarahkan pada peningkatan mutu kegiatan pembelajaran baik intra maupun ekstrakulikuler, sehingga memberikan konstribusi bagi pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan secara keseluruhan. Sehingga keberadaan manajemen peserta didik berbasis sekolah dalam suatu lembaga pendidikan atau sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Secara kodrat setiap peserta didik memiliki keanekaragaman bawaan yang unik dan sangat beragam, baik sifat, karakter, kecerdasan, minat, bakat, pola pikir ataupun kemampuan lainnya, tetapi perlu juga disadari setiap peserta didik selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sangat seuai dengan keadaan dan kekhasan masing-masing peserta didik maka tenaga pendidik khususnya guru harus menyiapkan dirinya dengan pengetahuan atau kompetesi tentang psikologi peserta didik, sehingga secara memadai dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Dalam persepektif psikologi pendidikan islam, peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Oleh karena itu, mereka memerlukan bimbingan yang konsisten dan terarah menuju kearah optimal kemampuan fitrahnya. Sebagai pendidik, seorang guru harus menyadari dan menyakini bahwa setiap peserta didik atau individu itu memiliki perbedaan yang khas (Riswanti, 2020). Ada kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga setiap individu hendaknya mendapat pelakuan yang berbeda. Oleh karena itu, guru harus berupaya menggali potensi dari masing-masing anak didik, sesuai minat dan bakatnya. Pengetahuan tentang psikologi anak oleh pendidik dan pelaksana pendidikan lainnya, betul-betul dibutuhkan, mengingat tujuan pendidikan tidak saja hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, akan tetapi pendidikan juga berfungsi untuk mengembangkan sikap kepribadian, aspek social dan aspek emosional peserta didik. Lembaga pendidikan bukan hanya mencetak peserta didik berilmu pengetahuan dan akhlak saja. Akan tetapi, lembaga pendidikan dituntut untuk dapat memberikan bimbingan serta bantuan terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi, baik dalam belajar maupun dalam kehidupan sosialnya (Bahari,  1996). Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan potensi masing-masing. Sebagai inti dari proses dalam pendidikan adalah interaksi peserta didik dengan guru, dengan karyawan tetapi tidak bisa terlepas dari proses yang bersifat administratif (Burhanuddin, 1994). Dalam hal ini, pendidikan dianggap sukses apabila setiap jaringan kerjanya telah berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan yang diharapkan melalui proses yang efektif dan efisien.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pendidikan memerlukan manajemen yang di kelola secara profesional. Manajemen yang baik merupakan hal yang mutlak dalam pelaksanaan pendidikan. Krisis manajemen akan mengantarkan sebuah lembaga pendidikan memasuki krisis di bidang yang lain. Manajemen peserta didik yang harus dikelolah dengan baik, sehingga apa yang seharusnya dicapai dapat tercapai sesuai dengan harapan. Pendidikan yang diselenggarakan dengan manajemen yang baik dan profesional akan memberikan keseimbangan antara iman, ilmu dan akal, sehingga akan melahirkan peserta didik yang cakap lahiriyah dan batiniyah secara emosional dan rasional.

Dengan manajemen pendidikan yang baik akan diperoleh iklim pendidikan yang kondusif, karena semuanya sudah terencana dan terprogram sesuai schedule yang telah ditetapkan. Jika sudah tercipta lingkungan yang kondusif maka proses pelaksanaan pendidikan akan sehat terarah, dinamis yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi sekolah khususnya prestasi belajar peserta didik baik bidang akademik ataupun non akademik. Kompetisi yang sehat antara guru dengan guru, misalnya dalam menyiapkan perangkat pembelajaran ataupun inovasi pembelajaran. Peserta didik dengan peserta didik bisa dipastikan juga akan terjadi persaingan yang sehat.

Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara optimal dapat membantu perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Manajemen peserta didik merupakan komponen yang sangat vital dalam suatu lembaga pendidikan. Dengan tujuan itu, peran dan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola peserta didik merupakan suatu yang mutlak dikedepankan. Dalam hal ini pihak sekolah haruslah memaksimalkan sumber daya yang ada dan berusaha meminimalisir kekurangan yang ada, serta mencari solusi yang tepat agar kekurangan itu tidak menjadi suatu kendala dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, pihak sekolah tetap menjadi sekolah yang diharapkan oleh masyarakat sebagai sekolah yang berkualitas baik dari segi imtaq maupun iptek.

Selain dari pada itu, kerja sama dari semua elemen yang terkait berperan aktif dalam mensukseskan visi, misi dan tujuan sekolah. Hal ini penting dilakukan karena tanpa adanya kerja sama yang baik sesuatu harapan sulit dicapai. Seorang kepala tidak bisa melakukan sesuatu secara sendirian tanpa bantuan dari stakeholers lainnya, dan diharapkan perlu adanya kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan sesuatu demi mencapai tujuan yang diharapkan. Uraian di atas menggambarkan tentang manajemen peserta didik dan merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji mengingat keberhasilan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari keberhasilan peserta didiknya yang merupakan bagian dari manajemen peserta didik. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang mendalam mengenai implementasi manajemen peserta didik berbasis sekolah.


PENULIS: Bambang Irawan1, Zainal Berlian2

JURNAL: : JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM, Volume 2, Nomor 2, Desember 2020

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/studiamanageria/article/view/4155/3457

Rabu, 18 Oktober 2023

program adiwiyata

 


Disekolah smk samudra permata juga ada yang nama nya program adiwiyata yang dimana tujuan daripada adiwiyata sendiri ialah

  • Mewujudkan sekolah yang hijau/ Go Green.
  • Melakukan penghijauan di lingkungan sekolah/ di luar sekolah.
  • Mengkoordinir penataan taman di depan/belakang kelas dan lingkungan sekolah.
  • Menanam, menjaga dan merawat taman kelas dan lingkungan sekolah.
  • Membuat dan menjaga tulisan/ papan nama tanaman di lingkungan sekolah.
  • Menanam, menjaga dan merawat Green House.
  • Melakukan pembibitan tanaman.
  • Bagian Kebun Sekolah.
  • Menanam, menjaga dan merawat Kebun sekolah.
  • Memproduksi hasil kebun sekolah.

Senam Pagi

 




pada jum'at pagi tanggal 06 oktober 2023, senam pagi pagi dilakukan agar menjaga kesehatan,senam pagi juga sekaligus cara yang menyegarkan memulai hari, jadiklan gerakan gerakan untuk meningkatkan kesehatan dan semangat anda.

pagi yang cerah dan senam yang ringan adalah kombinasi sempurna untuk merasakan energi positif sepanjang hari.

dan juga senam pagi seperti ini menjadi kegiatan rutinan mingguan yang ada di smk samudra permata sendiri.